Kraton Yogyakarta dan Dedikasinya Untuk Budaya Jawa

Kraton Yogyakarta

Kraton berarti sebuah istana di mana raja tinggal. Kraton Jogya atau biasa disebut sebagai Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat terletak di pusat wilayah Yogyakarta. Itu dibangun pada tahun 1755 oleh Pangeran Mangkubumi Sukowati yang kemudian diberi nama baru sebagai Sri Sultan Hamengku Buwono I. Dia adalah raja pertama dari Kraton Yogyakarta yang memerintah 1755-1792. Sebelum membangun Kraton Yogyakarta, ia tinggal di Ambar Ketawang Gamping, Sleman, lima kilometer barat dari Kraton.

Dia kemudian memutuskan untuk membangun sebuah kerajaan yang terletak di antara dua sungai yaitu Code  dan Winongo. hutan bayan dipilih menjadi lokasi pembangunan istana karena pada lokasi tersebut berada diantara dua sungai dan dapat melindungi Keraton Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat nantinya jika terjadi banjir. Lokasi ini sejajar dengan laut selatan pulau Jawa dan Gunung Merapi. Istana ini berhasil direbut melalui perjuangan yang panjang antara tahun 1747-1755 yang berakhir dengan perjanjian Giyanti.

Kraton Yogyakarta

Pembangunan Kraton terdiri dari tujuh Bangsal atau rumah yang terpisah digunakan untuk menyimpan komoditas banyak kraton ini. Masing-masing dipisahkan oleh regol atau pintu masuk. Setiap regol memiliki nama yang berbeda seperti Brojonolo, Sri Manganti, Danapratopo, Kemagangan, Gadungmlati, dan Kemandungan. Secara khusus, Kraton terletak di antara dua bagian dari balai kota Yogyakarta yang disebut sebagai Alun-alun utara dan Alun-alun selatan. Secara garis besar, lebar tanah dari Kraton adalah sekitar satu setengah kilometer persegi. Bangunan utama juga tertutup oleh dinding ganda dalam tinggi 3,5 meter dan tampak seperti dinding persegi besar dari luar (1.000 x 1.000 meter). Namun, untuk masuk ke dalam istana dari gerbang utama, pengunjung harus melalui pintu masuk yaitu bernama aula plengkung. Ada lima pintu gerbang berdiri seluruh istana dan setiap pintu gerbang juga diberi nama yang berbeda. Nama-nama yang dipilih berdasarkan tempat mereka arah angin. Pintu gerbang dari laut disebut sebagai Plengkung Tarunasura atau Plengkung Wijilan, Plengkung Jogosuro atau Plengkung Ngasem di barat daya, Plengkung Joyoboyo atau Plengkung Tamansari di sebelah barat. Plengkung Nirboyo atau Plengkung Gading di selatan dan yang terakhir adalah Plengkung Tambakboyo atau Plengkung Gondomanan yang terletak di sebelah timur.

Di dalam Kraton, ada sebuah benteng yang digunakan untuk menyimpan senjata yang terletak di bagian selatan dari kraton. Untuk masuk ke dalam benteng, orang harus mencari jalan kecil yang digunakan untuk mobilisasi tentara dan senjata dari luar. Empat sudut benteng yang dilengkapi dengan lubang kecil yang digunakan untuk pramuka musuh.

Museum Batik

Saat ini, Keraton Yogyakarta atau dikenal sebagai Istana Yogyakarta tidak hanya tempat untuk raja dan keluarganya tinggal tetapi juga didedikasikan sebagai pusat budaya Jawa di Daerah Istimewa Yogyakarta. istana sekarang menjadi museum hidup dari pengembangan budaya di Jawa dan bertujuan untuk menjadi penjaga api budayanya. Ada banyak koleksi milik raja seperti replika pusaka Kraton dan berbagai musisi tradisional yang disebut gamelan. Di antara istana, banyak museum diciptakan seperti Museum Kereta Api Yogyakarta, Museum Yogyakarta dan Museum Batik. Banyak pengunjung dari dalam atau luar negeri tertarik untuk mengetahui dan melihat langsung ke istana tentang bagaimana kerajaan dapat dilestarikan dan bagaimana budaya Jawa dikembangkan dan dilanjutkan sampai tahun sekarang ini. wisata ini juga akan dapat belajar secara mendalam tentang budaya Jawa dan sejarahnya dengan mengunjungi istana ini juga. Selain tampilan untuk berbagai benda budaya dan arsitektur dapat dilihat oleh pengunjung, pertunjukan musisi gamelan, lagu tradisional Jawa atau disebut sebagai macepat, wayang kulit atau wayang manusia akan selalu dilakukan pada sekitar pukul 10.00 ke 12: 00 di istana terutama di Bangsal Sri Manganti.

Kraton Yogyakarya

Untuk mengunjungi Kraton, biasanya akan dikenakan biaya sebesar Rp 5.000 dan biaya tambahan untuk menggunakan kamera sebesar Rp 1.000. Kraton Yogyakarta buka setiap hari, tetapi jika ada upacara tradisional, istana akan ditutup selama upacara. Istana ini terbuka untuk umum pada jam 20:30-14:00, kecuali hari Jumat hanya dibuka sampai pukul 13.00. Singkatnya, dengan mengunjungi Kraton Yogyakarta, Anda akan mendapatkan pengalaman berharga yang tak terlupakan.

Sillahkan tinggalkan komentar Anda jika Anda menyukai atau memiliki pendapat tentang artikel ini dan jangan ragu untuk membagikannya di social media yang Anda miliki.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »